ASUHAN KEPERAWATAN TUMBUH KEMBANG
TAHAP LANSIA
Disusun
Oleh:
HOTMIAN
PURBA
032014025
Dosen Pembimbing:
Indra
Hizkia Perangin-angin, S.Kep., Ns., M.Kep.
STIKes SANTA ELISABETH
MEDAN
2016
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sekeras apapun usaha kita untuk
menjaga kesehatan secara sungguh-sungguh selama masa kehidupan dewasa, kita
pasti mulai mengalami masa tua pada saat tertentu. Meskipun kita sulit
menentukan kapan dimulainya proses penuaan, namun usia tua secara teoritis dimulai
antara usia 60/65 tahun sampai meninggal dunia.
Sebagai pemberi pelayanan
keperawatan, perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada semua orang yang
memiliki usia dan karakter yang berbeda sehingga dalam merawat kasus yang
samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik,
sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
Pengertian lansia adalah periode
dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga
telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat
mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70
tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Tujuan
Setelah
membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Pengertian lansia
2.
Permasalahan
lansia
3.
Tugas
perkembangan lansia
4.
Pengkajian
pada lansia
5.
Diagnosa
keperawatan pada lansia
6.
Perencanaan
7.
Implementasi
8. Evaluasi
BAB 2
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR LANSIA
Pengertian
Lansia
bukan suatu penyakit melainkan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres. Walau bukan
penyakit tetapi kondisi ini dapat menimbulkan masalah fisik, sosial dan mental.
Badan kesehatan
dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut
lanjut usia.
Permasalahan pada Lansia
a) Duka Cita
b) Menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit
c) Berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa,
dan faktor penyerapan makanan
d) Ketidakstabilan berjalan dan jatuh. Faktor yg sering menimbulkan
jatuh:
i.
Faktor intrinsik:
·
Kondisi medik &
neuropsikiatri
·
Gangguan penglihatan &
pendengaran
·
Perubahan fungsi
neuromuskuler pd jalan dan reflek postural karena ketuaan
ii.
Faktor Ekstrinsik :
·
Obat-obatan
·
Pemakaian alat bantu untuk ambulasi yg
tidak tepat
·
Lingkungan yg membahayakan
e) Psikologis & seksual pada lansia, misal:
i.
Jatuh cinta di usia senja
ii.
Kesepian
iii.
Menopouse
iv.
Andropouse (menopause pada pria)
v.
Ejakulasi dini
vi.
Impotensi (disfungsi ereksi)
vii.
Emosi labil
Tugas Perkembangan Lansia
Tugas
perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga
dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan
biologis, imperative (saling menguatkan), budaya dan aspirasi serta nilai-nilai
keluarga.
Menurut
Carter dan Mc Goldrick (1988), tugas perkembangan keluarga dengan lansia
adalah
sebagai berikut :
a) Mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan
b) Penyesuaian
terhadap pendapatan yang menurun dan masa pensiun
c) Mempertahankan
hubungan perkawinan
d) Penyesuaian
diri terhadap kehilangan pasangan
e) Pemeliharaan
ikatan keluarga antar generasi
f) Melakukan
life review masa lalu
Selain itu,
lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga dan
orang-orang
disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan perawatan yang
tepat bagi
lansia tersebut. Oleh karena selama individu tersebut memiliki semangat untuk
hidup serta
melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia
meskipun
usianya telah lanjut. Adapun tugas lansia dalam masa
perkembangan nya adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan
diri untuk kondisi yang menurun
b) Mempersiapkan
diri untuk pension
c) Membentuk
hubungan baik dengan orang seusianya
d) Mempersiapkan
kehidupan baru
e) Melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan social/masyarakat secara santai
f) Mempersiapkan
diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
Pengkajian
Pengkajian
meliputi aspek :
1. Fisik
a. Wawancara
:
·
Pandangan lanjut usia tentang
kesehatannya
·
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut
usia
·
Kebiasaan lanjut usia merawat diri
sendiri
·
Kekuatan fisik lanjut usia : otot,
sendi, penglihatan, dan pendengaran
·
Kebiasaan makan, minum, istirahat, buang
air besar atau buang air kecil
·
Kebiasaan gerak badan, olahraga senam
lanjut usia
·
Perubahan fungsi tubuh yang sangat
bermakna dirasakan
·
Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara
kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
·
Masalah seksual yang dirasakan
b. Pemeriksaan
fisik :
System persarafan
1. Kesismetrisan
raut wajah
2. Tingkat
kesadaran, adanya perubahan dari otak
a. Tidak
semua orang menjadi senile
b. Kebanyakan
mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata
: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil
: kesamaan dan dilatasi
5. Ketajaman
penglihatan meurun karena menua :
a. Jangan
diuji di depan jendela
b. Gunakan
tangan atau gambar
c. Cek
kondisi kacamata
6. Gangguan
sensorik
7. Ketajaman
pendengaran
a. Apakah
menggunakan alat bantu dengar
b. Tinnitus
c. Serumen
telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya
rasa sakit atau nyeri
Sistem
Kardiovaskular
1. Sirkulasi
perifer, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi
denyut nadi apical
3. Periksa
adanya pembengkakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit
atau nyeri
6. Edema
Sistem
Gastrointestinal
1. Status
gizi
2. Asupan
diet
3. Anoreksia,
tidak dapat mencerna, mual dan muntah
4. Mengunyah
dan menelan
5. Keadaan
gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi
bising usus
7. Palpasi
apakah perut kembung, adanya pelebaran kolon
8. Apakah
ada konstipasi (sembelit), diare, inkontinisia alvi
Sistem
Genitourinaria
1. Urin
(warna dan bau)
2. Distensi
kandung kemih, inkontinisia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)
3. Frekuensi,
tekanan atau desakan
4. Pemasukan
dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
a. Kurang
minat melakukan hubungan seks
b. Adanya
disfungsi seksual
c. Gangguan
ereksi
d. Dorongan
atau daya seks menurun
e. Hilangnya
kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya
kecacatan sosial yang mengarah keaktifitas seksual
Sistem
Kulit
1. Kulit
a. Temperatur
dan tingkat kelembapan
b. Keutuhan
kulit : luka terbuka dan robekan
c. Turgor
(kekenyalan kulit)
d. Perubahan
pigmen
2. Adanya
jaringan parut
3. Keadaan
kuku
4. Keadaan
rambut
5. Adanya
gangguan umum
Sistem
Muskuluskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi
otot
b. Tendon
mengecil
c. Ketidakadekuatan
gerakan sendi
2. Tingkat
mobilisasi
a. Ambulasi
dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan
gerak
c. Kekuatan
otot
d. Kemampuan
melangkah atau berjalan
3. Gerakan
sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
2. Sosisal
Ekonomi
a. Sumber
keuangan lanjut usia
b. Apa
saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan
siapa ia tinggal
d. Kegiatan
organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana
pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f. Berapa
sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g. Siapa
saja yang bisa mengunjungi
h. Seberapa
besar ketergantungannya
i.
Apakah dapat menyalurkan hobby atau
keinginannya dengan fasilitas yang ada
3. Spiritual
a. Apakah
secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b. Apakah
secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
c. Bagaimana
cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah
lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
4. Psikologis
a. Apakah
mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana
sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah
dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah
memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana
mengatasi stress yang dialami
f. Apakah
mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah
lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah
harapan pada saat ini dan yang akan dating
i.
Perlu dikaji juga mengenai fungsi
kognitif, daya ingat, proses piker, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan
dalam penyelesaian masalah
Diagnosa Keperawatan
Kategori
diagnose keperawatan gerontik ada empat :
1. Diagnosa
keperawatan actual
a. Kurang
pengetahuan mengenai kondisi ,
perawatan, pengobatan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit
b. Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmauan untuk melakukan mibilisasi
c. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik (Pengalas kaki)
d. Harga
diri randah berhubungan dengan keadaan social ekonomi yang kurang
e. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologi (perlukaan mukosa gaster) , benjolan pada anus, factor vertebra
f. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan sering terjaga di malam hari , ansietas dengan
keadaan
g. Bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret
h. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
makanan yang tidak adekuat dan rangsangan muntah
i.
Immobilisasi berhubungan dengan
penurunan fungsi system tubuh
j.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan
mobilisasi lambung
2. Resiko
/ resiko tinggi
a. Resiko
jauh berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi fisik, keterbatasan penglihatan
b. Resiko
kesepian berhubungan dengan kehilangan anggota keluarga
c. Resiko
infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan
d. Resiko
kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah , melena
e. Resti
terhadap regimen terapeutink inefektif
b.d komplikasi, obat obatan , perawatan lanjutan
3. Sehat
sejahtera (wellness); diagnose yang mengarah kepada potensial perbaikan
Contoh
; potensial komunikasi efektif , potensial peningkatan derajat kesehatan
4. Sindrom
; kumpulan diagnose actual. Biasanya diagnose syndrome ini di tegakkan apabila pada
satu pasien terdapat lebih dari lima diagnose actual.
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami oleh lansia dengan tujuan agar lansia, keluarga,
dan petugas kesehatan terutama perawat, baik yang melakukan perawatan di rumah
maupun di panti, dapat membantu lansia dan lansia sendiri dapat berfungsi
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan
sosial dengan tidak bergantung pada orang lain.
Tujuan dari
perencanaan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar antara lain:
a.
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Peran gizi
pada usia lanjut adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan
memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan penyakti
yang umum terjadi pada usia lanjut, sehingga usila dapat mencapai hari tua yang
sehat dan tetap aktif.
Gangguan
nutrisi yang bisa terjadi
pada usila dapat disebabkan
oleh faktor fisik, psikologik dan sosial. Penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna dan kurang nyaman saat makan karena
gigi geligi kurang lengkap atau buruk, rasa penuh diperut dan sukar buang air
besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan menyebabkan nafsu makan usia
lanjut berkurang.
Perubahan
peran dan situasi pada usia lanjut dapat menyebabkan timbulnya kecemasan dan
putus asa yang dapat menyebabkan usia lanjut menolak makan atau makan secara
berlebihan.
Masalah gizi
yang sering timbul pada usia lanjut adalah kelebihan gizi (obesitas,
malnutrisi), kekurangan gizi (anoreksia, penurunan BB), kekurangan vitamin, dan
kelebihan vitamin.
b.
Meningkatkan
keamanan dan keselamatan
Kecelakaan
sering terjadi pada lansia antara lain
jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan kebakaran. Hal ini berkaitan dengan proses
penuaan di mana fleksibilitas dari kaku mulai berkurang, ditandai dengan
timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri pada sendi-sendi. Situasi tersebut
menyebabkan lansia tidak mampu menyanggah
tubuhnya dengan baik. Disamping itu, penurunan kondisi fisik seperti penglihatan
dan pendengaran membuat usia lanjut kurang bisa mengamati situasi sekitarnya
sehingga mereka rentan terhadap kecelakaan.
c.
Memelihara
kebersihan diri
Akibat dari
proses penuaan, sebagian lansia mengalami
kemunduran ataupun motivasi untuk melakukan perawatan diri secara teratur. Bisa
juga kurangnya perawatan diri ini disebabkan karna penurunan daya ingat pada
usia lanjut sehingga tidak dapat melakukan kegiatan kebersihan diri secara
teratur. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan lansia pada usia muda. Jika pada usia muda mereka orang yang rapi dan bersih,
maka biasanya mereka akan tetap melakukan aktifitas perawatan diri dengan baik
(jika tidak ada batasan fisik).
d.
Memelihara
keseimbangan tidur dan istirahat
Pada umumnya
usila mengalami gangguan tidur karena proses penuaan. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
·
Menyediakan
atau memberikan waktu/tempat tidur yang nyaman
·
Mengatur
lingkungan yang kondusif (ventilasi, suara)
·
Melatih
lansia untuk melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan sirkulasi darah
dan melenturkan otot-otot
·
Memberikan
minuman hangat sebelum tidur
e.
Meningkatkan
hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
Masalah yang
umum ditemukan pada usia lanjut yaitu penurunan daya ingat, pikun, depresi,
lekas marah, mudah tersinggung, dan curiga. Hal ini disebabkan oleh penurunan
fungsi fisik pada usia lanjut dan juga karena hubungan interpersonal yang tidak
adekuat.
Upaya yang
bisa dilakukan antara lain:
·
Berkomunikasi
dengan usila dengan mempertahankan kontak mata
·
Memberikan
stimulus atau mengingatkan usila terhadap kegiatan yang dilakukan
·
Menyediakan
waktu untuk berbincang-bincang dengan usila
·
Memberikan
kesempatan pada usila untuk mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap
respon verbal dan non verbal usila
·
Melibatkan
usila dalam keperluan tertentu sesuai dengan kemampuannya
·
Menghargai
pendapat usila
Implementasi
Semua
tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia dan situasi dan kondisinya. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam mengimplementasikan
perencanaan, antara lain:
a.
Berbicara
dengan lembut dan sopan
b.
Memberikan
penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulang kali jika
perlu dengan gambar
c.
Memberikan
kesempatan pada usila untuk bertanya
Evaluasi
Setiap tindakan
yang telah dilakukan perlu dievaluasi baik dari verbal maupun non verbal untuk
mengetahui sejauh mana usila atau keluarga mampu melakukan apa yang telah
dianjurkan, sehingga perawat dapat melihat keberhasilan dan merencanakan
tindakan selanjutnya.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Perawat perlu memahami
permasalahan-permasalahan pada lansia, perkembangan lansia dan cara
berkomunikasi dengan lansia untuk memahami tumbuh kembang pasien lansia saat melakukan
pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan. Tiap-tiap individu berbeda
dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap
tugas-tugas perkembangannya. Dalam makalah ini kita dapat mengetahui pengertian,
permasalahan dan tumbuh kembang pada lansia serta asuhan keperawatan pada
lansia.
Saran
Jika ingin mengetahui lebih jelas
lagi mengenai asuhan keperawatan tumbuh kembang pada lansia di sarankan untuk
membaca diperpustakaan atau bertanya kepada dosen mata kuliah tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan
Praktek. Edisi 3. Jakarta: EGC
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi
NANDA, NIC dan NOC. Jilid 1. Jakarta: TIM
Murwani, Arita dan Sri Setyowati. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jogjakarta: Fitramaya
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jogjakarta: Nuha Medika