ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PEKTORIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
HOTMIAN
PURBA
032014025
STIKES SANTA ELISABETH
MEDAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tingginya angka kematian akibat
berbagai macam penyakit yang berdampak pada derajat kesehatan. Berbagai macam
penyakit yang di sebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor cuaca yang
merupakan salah satu faktor internal penyebab suatu penyakit, namun ada juga
penyakit yang tidak di ketahui penyebabnya ( idiopatik ) seperti penyakit
raynaud yang menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang terdiri dari tangan,
kaki, hidung dan telinga.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang penyakit raynaud dan asuhan
keperawatan secara teoritis.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui Definisi raynaud
b.
Untuk mengetahui Etiologi raynaud.
c.
Untuk mengetahui Patofisiologi raynaud
d.
Untuk mengetahui Tanda dan gejala raynaud
e.
Untuk mengetahui Pengobatan raynaud
f.
Untuk mengetahui Diagnosa raynaud
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Raynauds
Disease
Penyakit raynaud
merupakan suatu keadaan yang menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang
terdiri dari tangan, kaki, hidung dan telinga ketika dingin dan stress. Ini
dinamakan oleh Maurice Raynaud (1834 - 1881), seorang terapis dari Perancis
yang menyatakan pertama kali pada tahun 1862. Raynauds
Disease merupakan salah satu penyakit yang menyerang pembuluh darah arteri,
dimana penyebabnya merupakan non-aterosklerotik. Non-aterosklerotik merupakan
salah satu penyebab penyakit arteri dimana penyakit hanya menyerang susunan
pembuluh darah arteria pada lapisan media arteria dan arteri perifer.
Ada beberapa
macam penyakit arterial yang disebabkan oleh Non-sterosklerotik tersebut antara
lain salah satunya adalah gangguan vasospastik pada pembuluh darah arteri
dimana keluhan tersebut dinamakan Raynaud’s
Disease. Raynaud’s Disease
terbagi menjadi dua antara lain Primary
dan Secondary Raynaud’s. Raynaud’s
Disease banyak menyerang pada
wanita muda dan wanita dewasa diiklim dingin. Faktor penyebab
dari Raynaud’s Disease ini idiopathic atau belum diketahui, tapi penyakit ini
terjadi saat terdapat factor pencetus antara lain suhu dingin dan stress.
2.2
Etiologi Raynauds
Disease
Etiologi Raynaud’s Disease tidak ada
penyebab yang dikenal atau idiopatik (tidak jelas). Baik untuk Primary Raynaud’s maupun Secondary Raynaud’s. Raynaud’s
disease ini merupakan respon berlebihan dari vasomotor sentral dan local normal
terhadap dingin atau emosi.
Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:
· Skleroderma
Penyakit autoimun kronis yang
bercirikan fibrosis (pengerasan), perubahan vascular dan auto antibody.
Scleroderma ini berjalan dalam keluarga, tapi gen tidak diidentifikasi. Pengerasan
atau penebalan kulit, yang mungkin ditemukan dari beberapa penyakit yang
berbeda, dapat terjadi dalam bentuk terlokalisasi atau umum. (Dorland, 1998)
·
Artritis rematoid
Penyakit autoimun sistemik
yang menyebabkan peradangan pada sendi. Timbul akibat dari beberapa faktor
mulai dari genetic sampai pada gaya hidup (merokok), selain itu akibat dari sel
darah putih yang berpindah dari aliran darah yang berada di sekitar sendi.
·
Aterosklerosis
Mengapuran dinding darah
pembuluh arteri. Hal tersebut disebabkan karena adanya peradangan, seingga
terjadi proses pembekuan darah berlebihan pada dinding pembuluh darah maupun
penumpukan plak di dinding pembuluh darah akibat kadar kolesterol dan gula
tinggi dalam darah.
·
Reaksi terhadap obat tertentu
(misalnya metisergid, metisergid adalah derivat ergot yang memiliki efek stimulasi otot polos pembuluh darah oleh
serotonin).
Beberapa penderita juga memiliki
sakit kepala migren, angina varian dan tekanan darah
tinggi dalam paru-parunya (hipertensi pulmoner). Adanya hubungan dengan
penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya arteri
kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut.
Apapun yang merangsang sistem saraf
simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang
arteri.
2.3. Patofisiologi Raynauds Disease
Penyakit raynaud sering terjadi pada kebanyakan wanita muda, berumur kurang dari 30 tahun yang hidup diudara dingin. Penyakit raynaud juga
ditandai oleh perubahan fisik dari warna kulit yang dicetuskan oleh
ransangan dingin atau emosi. Ketika tangan atau kaki terangsang dingin
atau terjadi Fase Pucat yang disebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi ini
terjadi karena spasme pada pembuluh darah. Akibat dari spasme pembuluh darah
maka kaki atau tangan tidak dapat menerima aliran darah yang cukup dan bahkan
tidak cukup untuk menjaga nutrisi yang cukup.
Pada kasus yang parah, maka pembuluh
darah itu terus menerus menyempit selama bertahun-tahun, sehingga nutrisi
sangat tidak tercukupi atau berkurang yang kemungkinan besar akan menyebabkan
iskemik pada jaringan dan jari-jari tangan atau kaki dapat menyebabkan
ganggren. Tapi pada kasus yang lebih jinak, hanya terjadi sumbatan sementara
pada pembuluh darah pada sebagian jaringan. Pembuluh-pembuluh darah juga tidak
dapat mengalir mengalir ke tangan atau kaki, begitupun nutrisinya juga sangat
tidak mencukupi. Disini juga akan terjadi iskemik pada jaringan, tetapi iskmik
tersebut hanya berlangsung beberapa menit dan akan terjadi Hyperemia Re-aktif. Setelah
Hyperemia Re-aktif akan terjadi Fase Sianotik.
Dimana fase ini terjadi mobilitas
bahan-bahan metabolic abnormal yang mampu memperberat atau menambah rasa sakit,
dimana rasa sakit tadi semakin lama akan terus bertambah sakit. Setelah Fase
Sianotik terjadi Fase Rubor. Fase ini terjadi akibat dilatasi pembuluh darah
pada tangan atau kaki dan mungkin juga diakibatkan Hyperemia Re-aktif yang
mampu menimbulkan warna merah yang sangat pada tangan atau kaki. Kadang-kadang
juga mampu menimbulkan perasaan baal atau kesukaran dalam pergerakan motorik
halus dan suatu sensasi dingin.
2.4 Manifestasi klinis
Gambaran klinis penyakit Raynaud
yaitu sebagai berikut:
a. Pucat yang
timbul akibat vasokonstriksi mendadak.
b. Kulit kemudian
menjadi kebiruan (sianosis) akibat darah yang memasuki kapiler sangat sedikit.
c. Kemudian
terjadi vasodilatasi yang menimbulkan warna merah. Jadi urutan khas perubahan
warna fenomena Raynaud adalah putih, biru, dan merah.
d. Rasa baal dan
kesemutan serta nyeri seperti terbakar terjadi saat terjadi perubahan warna.
Biasanya melibatkan bagian tubuh secara bilateral dan simetris.
Istilah Fenomena Raynaud digunakan untuk episode interminten
vasokonstriksi arteri kecil kaki dan tangan setempat, yang mengakibatkan
perubahan warna dan suhu. Biasanya unilateral dan hanya mengenai satu atau dua
jari. Selalu berhubungan dengan penyakit sistemik yang mendasarinya. Dapat
terjadi pada sklerodema, lupus eritematosus sistemik, artitis rheumatoid,
penyakit arteri abtruksi, atau trauma.
Tanda dan gejala pada penyakit raynaud yang akut antara lain hanya terjadi kesukaran dalam
pergerakan halus (perasaan baal) dan kadang kesukaran dalam suatu sensasi
dingin. Pada penyakit raynaud yang kronis
terdapat tanda-tanda antara lain Cyanosis, tapering (jari meruncing), serta
gangren pada ujung-ujung jari dengan jari-jari lebih mengkilap dan flattened
pulps. Kejang pada arteri kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan
cepat dan paling sering dipicu oleh dingin. Hal ini bisa berlangsung selama
beberapa menit atau beberapa jam. Jari tangan dan jari kaki menjadi putih,
biasanya berbintik-bintik. Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian
dari satu atau beberapa jari tangan/kaki terlihat berubah menjadi bercak putih
dan merah.
Pada akhir serangan, daerah yang
terkena tampak berwarna lebih pink dari biasanya atau kebiruan. Jari tangan dan
jari kaki bisa mengalami mati rasa, kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa
terbakar. Menghangatkan tangan atau kaki akan mengembalikan warna dan sensasi
yang normal. Tetapi pada fenomena Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika
disertai dengan skleroderma),
perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin,
mengkilat dan kencang. Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang
terasa nyeri.
2.5
Penatalaksanaan
Penderita dapat mengendalikan
penyakit raynaud yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan dan tungkainya
terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang ringan. Penderita harus
berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pembekuan pembuluh darah. Jika terjadi
cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan
saraf simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya
berlangsung selama 1-2 tahun.
Penyakit Raynaud biasanya diobati
dengan prazosin
atau nifedipine.
Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa
atau pentoxifylline.Tidak
ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus
berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-obat
vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada
penderita, tetapi tidak efektif. Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap
paparan panas dan dingin. cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti
iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan, cedera
karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor , infeksi jamur,
obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah. Hindarilah daerah yang
dipengaruhi penyakit ini terhadap trauma dan jika terjadi infeksi harus segera
diobati. Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif
dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud.
Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya. Bisa diberikan
phenoxybenzamine. Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah
(misalnya beta blocker, clonidine
dan preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.
2.6
Prognosis
Penyakit raynaud bervariasi,
beberapa mengalami perbaikan lambat, memburuk dengan cepat sedangkan yang lain
memperlihatkan perubahan. Meskipun jarang dijumpai gangren atau ulserasi, namun
penyakit kronis ini menyebabkan atrofi otot dan kulit.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Identitas : nama, umur (pada usia dibawah 30 tahun), jenis kelamin (wanita
lebih sering), pekerjaan, pendidikan,
agama, suku/bangsa.
2. Riwayat
Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit Sekarang
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah
kesemutan serta nyeri seperti terbakar terjadi saat terjadi perubahan warna,
kulit kemudian menjadi kebiruan (sianosis).
b. Riwayat
Kesehatan Dahulu
Menjelaskan penyakit yang diderita sebelumnya,
kemungkinan hipertensi.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menjelaskan tentang penyakit
yang pernah diderita anggota keluarga terdahulu yang berhubungan dengan
penyakit raynaud.
3.
Observasi dan Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum
Menunjukkan tingkat kesadaran
klien pada saat MRS.
b.
Tanda- Tanda Vital : meliputi, suhu, tekanan darah(hipertensi), RR, dan nadi.
c.
ROS ( Reactive
oxygene species)
·
Pernapasan
(B1 : Breathing) : nafas tidak efektif karena penurunan suplai oksigen dalam
darah.
·
Kardiovaskuler
(B2 : Bleeding) : hipertensi.
·
Persyarafan
(B3 : Brain) : kebas jari.
·
Pencernaan
– Eliminasi Alvi (B4 : Bowel) : tidak ada gangguan.
·
Tulang-Otot-Intregumen
(B6 : Bone) : kelemahan umum pada ekstremitas khususnya bagian perifer.
d. Dasar Data PengakAjian
Pasien Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000)
SIRKULASI
Gejala : Riwayat
hipertensi (efek vasospasme).
Tanda : warna
kulit jari/ bagian yang sakit (tergantung pada fase waktu observasi) tampak
putih pucat, kemudian sianotik, kemudian hiperemik (merah).
Tanda lambat/ progresif : kulit putih atau tidak
berwarna, mengkilat, halus, tegang.
Nadi : radial dan ulnar dapat normal
(dini) atau tidak ada (lanjut).
Kaku tubuh/ deformitas dapat terjadi
(lanjut).
Ulserasi dan/ atau area gangren
(jarang).
INTREGITAS EGO
Gejala : stres dan
reaksi emosi kuat (pencetus).
NEUROSENSORI
Gejala :
parestesia, kebas pada jari.
Sakit kepala berulang (vasospasme/
efek hormonal).
Tanda : hilangnya
koordinasi motorik.
NYERI/ KENYAMANAN
Gejala : nyeri
berdenyut selama fase kemerahn perubahan warna (vasodilatasi). Sensitif
terhadap tekanan bagian yang sakit.
Tanda : hati-
hati, gelisah, fokus pada diri.
PERNAPASAN
Gejala :
penggunaan tebakau
KEAMANAN
Gejala : tindakan
yang melibatkan penggunaan alat vibrasi atau memerlukan gerakan/ tekanan
berulang, contoh mekanik, petani, pengetik, pianis.
Tanda : lesi/
area gangren pada ujung jari dari ukuran peniti sampai seluruh jari (sangat
luas).
3.3
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/
kronis b.d iskemia jaringan.
b.
Gangguan citra tubuh b.d trauma atau cedera.
c.
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan d.d gangguan aliran arteri.
d. Resiko Infeksi b.d
pertahan tubuh primer yang tidak adekuat, yaitu integritas kulit yang tidak
utuh.
3.4 Rencana Keperawatan
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
||
Tujuan (NOC)
|
Intervensi (NIC)
|
||
1.
|
Gangguan citra tubuh b.d ......
|
Definisi :
Konfusi pada gambaran mental dari fisik diri
seseorang.
· Gangguan citra tubuh
berkurang yang ditunjukkan dengan citra tubuh yang positif, penyesuaian
psikososial substansial : perubahan kehidupan, dan harga diri yang positif
Contoh lain
·
mengidentifikasi kekuatan personal
·
pengakuan terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan
personal dan gaya hidup;
·
pengakuan terhadap perubahan aktual pada penampilan tubuh;
·
menggambarkan perubahan aktual pada fungsi tubuh;
·
mengungkapkan keinginan untuk menggunakan sumber yang disarankan setelah keluar
dari rumah sakit;
·
memelihara hubungan sosial yang dekat dan hubungan personal.
|
Intervensi prioritas NIC
Pencapaian Citra Tubuh : peningkatan
kesadaran pasien dan ketidaksadaran persepsi dan tingkah laku terhadap tubuh
pasien.
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
1. kaji dan
dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien tentang tubuh pasien.
Aktivitas Kolaboratif
1.
Rujuk kepada layanan sosial untuk merencanakan perawatan dengan
pasien/keluarga.
2.
Tawarkan untuk melakukan panggilan pada sumber-sumber komunitas yang tersedia
untuk pasien/keluarga.
Aktivitas Lain
1. dengarkan
pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian terhadap
perawatan, kemajuan dan prognosis.
2. beri dorongan
kepada pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk berduka.
3. bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan personal
dan pengakuan keterbatasan.
4. berikan
perawatan dengan cara tidak menghakimi, pelihara privasi dan martabat pasien.
5. beri dorongan
kepada pasien untuk :
pertahankan kebiasaan berpakaian sehari-hari yang
rutin dilakukan;
mengungkapkan perhatian tentang hubungan personal
yang dekat;
mengungkapkan konsekuensi perubahan fisik dan
emosional yang dapat memengaruhi konsep diri.
Pencapaian citra Tubuh
(NIC) :
1. fasilitas
kontak dengan individu sebagai suatu mekanisme untuk mengevaluasi persepsi
citra tubuh klien;
2. gunakan
lukisan gambaran diri sebagai mekanisme untuk mengevaluasi persepsi citra
tubuh klien;
3. instruksikan
klien tentang fungsi dari bermacam bagian tubuh, sesuai dengan kebutuhan.
|
2.
|
Nyeri b.d ......
|
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenagkan
meningkat, akibat adanya kerusakan jaringan aktual, potensial atau
digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (International Association for the study of pain).
Hasil Yang Disarankan NOC
Tingkat kenyamanan : Perasaan
senang secara fisik dan psikologis.
Perilaku Mengendalikan
Nyeri : tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri
Nyeri : Efek Merusak : efek
merusak dari nyeri terhadap emosi dan perilaku dan yang diamati atau
dilaporkan
Tingkat Nyeri : jumlah
nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan.
1.
menunjukkan nyeri : efek merusak, dibuktikan dengan indikator
berikut (sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak
ada).
·
penurunan penampilan peran atau hubungan interpersonal;
·
gangguan kerja, kepuasan hidup atau kemampuan untuk mengendalikan;
·
penurunan konsentrasi;
·
tidur terganggu;
·
penurunan nafsu makan atau kesulitan makan.
2.
Menunjukkan Tingkat Nyeri, dibuktikan dengan indikator berikut ini (sebutkan
nilainya 1-5: ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada).
·
tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah.
·
tidak ada posisi tubuh melindungi.
·
tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot.
·
tidak ada kehilangan nafsu makan.
·
frekuensi nyeri dan lamannya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan.
Contoh lain
· menyatakan secara
verbal pengetahuan tentang cara alternatif untuk mengurangi nyeri;
· tingkat nyeri pasien
dipertahankan pada__atau kurang (pada skala 0-10);
· melaporkan
kesejahteraan fisik dan psikologis;
· mengenali
faktor-faktor yang meningkatkan dan melakukan tindakan pencegahan nyeri;
· menggunakan alat
pengurang nyeri analgesik dan nonanalgesik secara tepat.
|
Intervensi Prioritas NIC
Pemberian Analgesik : penggunaan
agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
Penatalaksanaan Nyeri : meringankan
atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
pasien.
Bantuan analgesia yang
dikendalika oleh pasien (patient-controlled
analgesia[PCA]) : memudahkan pengendalian pasien dalam pemberian dan
pengaturan analgesik.
Aktivitas Keperawatan
·
kaji dan dokumentasikan efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjang.
· penatalaksanaan nyeri (NIC) :
pantau kepuasan pasien dengan penatalaksanaan nyeri
pada interval yang spesifik;
tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
(misalnya, tidur, nafsu makan, aktivitas, kognisi, mood, hubungan, kinerja, dan tanggungjawab peran).
Pendidikan Untuk Pasien
dan Keluarga
·
bicarakan pada pasien bahwa pengurangan nyeri secara total tidak akan dapat
dicapai.
Aktivitas Kolaboratif
·
adakah pertemuan perencanaan asuhan perawatan pasien secara multidisiplin.
· Penatalaksanaan Nyeri (NIC) :
Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan
orang yangpenting bagi pasien pada kelompok pendukung atau sumber-sumber
lain, bila memungkinkan.
Aktivitas
Lain
·
tawarkan tindakan pengurangan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri
(misalnya, umpan balik biologis, teknik relaksasi, dan masase punggung).
·
bantu pasien dalam mengidentifikasi tingkat nyeri yang beralasan dan dapat
diterima.
· Penatalaksanaan
Nyeri (NIC) :
Tingkatkan istirahat/tidur yang adekuat untuk
memfasilitasi pengurangan nyeri;
Berikan pengobatan sebelum aktivitas untuk
meningkatkan partisipasi, tetapi evaluasi bahaya sedasi.
|
3.
|
Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d.......
|
Definisi :
Suatu penurunan oksigen yang mengakibatkan kegagalan
untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler.
Hasil Yang Disarankan NOC
:
Keseimbangan cairan : keseimbangan
air dalam ruang interselular dan ekstra selular tubuh.
Fungsi Otot : keadekuatan
kontraksi otot untuk pergerakan.
Integritas Jaringan :
Kulit Dam Membran Mukosa : keutuhan struktur dan fungsi normal fisiologis kulit
dan membran mukosa.
Perfusi jaringan perifer :
tingkat pengaliran
darah melalui pembuluh kecil ekstremitas dan memelihara fungsi jaringan.
· menunjukkan Keseimbangan Cairan, ditandai dengan
indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak terganggu).
Tekanan darah dalam rentang yang diharapkan
Nadi perifer teraba
Edema perifer tidak ada
Hidrasi kulit
· menunjukkan Integritas Jaringan : Kulit dan Membran
Mukosa, ditandai dengan indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya
1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak terganggu).
Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan
simetris
Tingkat sensasi normal
Fungsi otot utuh
Kulit utuh, warna normal
Suhu ekstremitas hangat
Tidak ada nyeri ekstremis yang terlokalisasi
Contoh Lain
·
dapat menggambarkan rencana untuk perawatan di rumah
|
Intervensi Prioritas NIC
Perawatan Sirkulasi : peningkatan
sirkulasi arteri dan vena
Pemantauan Tekanan
Intrakranial (TIK) : pengukuran dan interpretasi data pasien untuk
mengatur tekanan intrakranial
CATATAN : diagnosis keperawatan ini langsung
memperhatikan hanya pada perfusi jaringan perifer.
Pemantauan Neurologis : pengumpulan
dan analisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi
neurologi.
Penatalaksanaan Sensasi
Perifer : pencegahan, minimalkan cedera, atau rasa tidak
nyaman pada pasien dengan perubahan sensasi.
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
· Perawatan Sirkulasi (NIC) :
Melakukan sirkulasi perifer secara komprehensif
(misalnya, periksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, dan suhu
ekstremitas);
Kaji tingkat rasa tidak nyaman atau nyeri;
Pantau status cairan, meliputi asupan, dan haluaran.
·
Penatalaksanaan Sensasi Perifer
(NIC) :
pantau perbedaan ketajaman/tumpul dan panas/dingin
[perifer];
pantau parestesia : kebas, kesemutan, hiperestia,
dan hipoestia;
pantau tromboflebitis dan trombosis vena profunda;
pantau ketepatan alat-alat brace, prostetis, sepatu, dan baju;
pantau posisi bagian tubuh saat mandi, duduk,
berbaring atau mengubah posisi;
periksa kulit setiap haridari adanya perubahan
intreitas kulit.
Pendidikan untuk
pasien/keluarga
·
menghindari suhu yang ekstrem pada ekstremitas;
·
pentingnya mematuhi diet dan program pengobatan;
·
melaporkan tanda dan gejala yang mungkin membutuhkan pemberitahuan dari dokter.
· perawatan sirkulasi (NIC) :
berikan perawatan kaki yang tepat;
pentingnya pencegahan stasis vena (misalnya, tidak
menyilangkan kaki, meninggikan kaki tanpa menekuk lutut, dan latihan).
Aktivitas kolaboratif
·
memberikan pengobatan nyeri. melaporkan kepada dokter jika nyeri tidak dapat
dihilangkan.
· perawatan sirkulasi (NIC) :
memberikan pengobatan antitrombosit atau antikoagulan, jika diperlukan.
Aktivitas Lain
·
hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang melibatkan, ekstremitas.
·
mengurangi merokok dan menggunakan stimulus.
· Perwatan Sirkulasi (NIC) :
Rendahkan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi
arteri dengan tepat;
Gunakan stoking antiemboli (misalnya, stoking
elastik atau pneumatik), jika diperlukan;
Tinggikan anggota badan yang terkena 20 derajat atau
lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah balik vena, jika
diperlukan;
Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif
selama tirah baring, jika diperlukan;
· penatalaksanaan sensasi perifer (NIC) :
hindari atau dengan seksama pantau penggunaan alat
yang panas atau dingin, seperti bantalan panas, botol berisi air panas, dan
kantung es;
Menempatkan ayunan di atas bagian tubuh yang
terkena, untuk menjaga kain tempat tidur dari area yang terkena;
Diskusikan dan identifikasi penyebab dari sensasi
tidak normal atau perubahan sensasi.
|
4.
|
Resiko infeksi b.d ....
|
Definisi : suatu
kondisi individu yang mengalami peningkatan resiko terserang organisme
patogenik.
tujuan :
-
Faktor resiko infeksi akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status
imun pasien.
-
Pasien menunjukkan pengendalian resiko dibuktikan oleh indikator berikut :
1.
Mendapatkan imunisasi yang tepat
2.
Memantau faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang
3.
Menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan
4.
Mengubah
gaya hidup untuk mengurangi resiko.
kriteria Hasil :
- Status imun : keadekuatan alami yang
didapat dan secara tepat ditujukan untuk menahan antigen-antigen internal
mauoun eksternal.
- Pengetahuan : pengendalian infeksi: tingkat
pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi.
- Pengendalian resiko: tindakan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan aktual, pribadi, serta dapat
dimodifikasi.
Deteksi resiko : tindakan
yang dilakukan untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan seseorang.
|
Intervensi Prioritas NIC :
pemberian imunisasi/
vaksinasi :
pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular.
pengendalian Infeksi : meminimalkan
penularan agens infeksius.
perlindungan terhadap
Infeksi : mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien
yang beresiko.
Intervensi :
pengkajian :
- Pantau tanda atau gejala
infeksi, misalnya suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka,
sekresi,penampilan urine, suhu kulit,lesi kulit, keletihan, dan malaise.
- Kaji fsktor ysng
mrningkatkan serangan infeksi, misalnya usia lanjut, tenggap imun rendah, dan
malnutrisi.
- Pantau hasil laboratorium
( DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yang berbeda, protein serum,dan
albumin).
- Amati penampilan praktik
higiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi.
pendidikan untuk pasien
atau keluarga
- Jelaskan kepada pasien
atau keluarga mengapa sakit dan pengobatan meningkatkan resiko dan infeksi.
- Instruksikan untuk menjaga
higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.
- Jelaskan efekdan
keuntungan dari imunisasi.
- Berika pasien atau
keluarga suatu metode untuk mencatat imunisasi (misalnya, format buku catatan
harian)
- Ajarkan metode aman penanganan
makanan atau penyiapan atau penyimpanan.
- Pengendalian Infeksi NIC
1.
Ajarkan
pasien teknik mencucu tangan yang benar.
2.
Ajarkan
kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang
pasien.
3.
Ajarkan
kepada pasien dan keluarganya tanda atau gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat kesehatan.
aktivitas kolaboratif
-
Rujuk pasien atau keluarga ke layanan sosial, kelompok pendukung untuk
membantu pengolahan rumah, higiene, dan nutrisi.
-
Ikuti petunjuk pelaporan terhadap infeksi yang dicurigai dan atau budaya yang
positif.
-
Rujuk ke lembaga layanan sosial mengenai pembiayaan imunisasi (misalnya,
asuransidan klinik depkes).
-
Pengendalian infeksi NIC : berikan terapi antibiotik, bila diperlukan.
aktivitas lain
-
Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi faktor di lingkungan
mereka, gaya hidup, dan praktik kesehatan yang meningkatkan resiko infeksi.
-
Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat
yang sama untuk setiap pasien infeksi dan memisahkan pasien infeksi dalam
kamar yang berbeda.
-
Pengendalian infeksi NIC :
1.
bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan pasien,
2.
pertahankan teknik isolasi, bila diperlukan
3.
terapkan kewaspadaan universal
batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan,
|
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Raynaud merupakan suatu keadaan yang
menyerang pembuluh darah pada ektremitas yang terdiri dari tangan, kaki, hidung
dan telinga ketika dingin dan stress. Menyerang pembuluh darah arteri, dimana
penyebabnya merupakan non-aterosklerotik. Raynaud’s Disease tidak ada penyebab yang dikenal atau idiopatik
(tidak jelas).
Raynaud’s disease ini merupakan
respon berlebihan dari vasomotor sentral dan local normal terhadap dingin atau
emosi.Penyakit raynaud sering
terjadi pada kebanyakan wanita muda, berumur
kurang dari 30 tahun yang hidup diudara dingin.
Penderita dapat mengendalikan penyakit raynaud yang ringan dengan melindungi
tubuh, lengan dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang
ringan. Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pembekuan
pembuluh darah.
4.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah
membaca makalah ini khususnya perawat dapat memahami dan mengerti serta dapat
mengaplikasikan tindakan yang harus dilakukan apabila mendapati klien raynaud
di lahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Deglin, Vallerand. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta: EGC
Doengoes, E. Mailynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta EGC
Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan Terapi, Jakarta: FKUI
Internasional, Nanda. 2010. Diagnosis Keperawatan 2009- 2011. Jakarta : EGC
Kee, Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. 2002. Jakarta : Gramedia
Pustaka Umum.
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakata : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar